Pengembangan Bisnis/Strategi & Solusi Teknologi Informasi
1.
Dasar perencanaan
Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan (decision making)untuk masa
depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok
pertanyaan: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan
dengan lembaga yang dimanajemeni maupun usaha-usahanya.dapat dilaksanakan
menyeluruh, misalnya dalam perencanaan
korporat, perencanaan strategis,
atau perencanaan
jangka panjang. Bisa juga dilakukan per divisi atau unit bisnis
stategis menjadi
rencana divisi atau anak perusahaan tertentu
di dalam suatu korporasi yang lebih besar. Bisa juga dilakukan per fungsi baik
di dalam korporasi, di dalam divisi maupun unit bisnis individual, misalnya
rencana fungsi pemasaran,
rencana fungsi keuangan,
rencana fungsi produksi dan distribusi, dan rencana fungsipersonalia.
Bagaimana pun lingkup perencanaan yang dilakukan, pokok pertanyaan yang
dipikirkan sama saja: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa.
Perbedaannya menyangkut metode yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu.
1. Pedoman Perencanaan
Karena
sebuah rencana dibuat untuk kemudian dilaksanakan, maka penyusunannya harus
mengingat beberapa patokan atau pedoman utama, yakni:
1.1.
Kemampuan
1.2.
Kondisi dan Situasi
1.3.
Tanggung Jawab
1.4.
Kerjasama
2. Sifat Perencanaan
Kecuali
beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam membuat perencanaan, maka
sebuah rencana yang baik harus memiliki sifat-sifat:
Rasional,
artinya rencana dibuat berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang masak, sesuai
dengan kemampuan yang ada.
Luwes,
atau fleksibel, artinya rencana dapat mudah menyesuaikan diri dengan
perubahan/perkembangan situasi dan kondisi yang mungkin terjadi.
Di
samping itu rencana harus dibuat secara terus-menerus dan
berkesinambungan sesuai dengan perubahan dan perkembangan masa. Artinya pada
setiap jangka waktu tertentu perlu dievaluasi dan diperbaiki.
3. Macam-macam Perencanaan
Suatu
perencanaan dapat dilihat dari 4 sudut pandangan, yaitu:
3.1.
Tingkatan Manajemen
3.2.
Jangka waktu
3.3.
Daerah berlakunya
3.4.
Materi Perencanaan
2.
Tantangan implementasi
Tantangan dalam implementasi pengembangan system
informasi adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi
yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan
tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi
goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah system
informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi
keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut
biasanya adalah sebagai berikut
·
Pengguna tidak
mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu proses
bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga
tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena
standard dari developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang
dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua
belah pihak.
·
Kedua belah pihak tidak memahami asumsi
dan ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap
implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system
dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan
penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam
yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat
di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry
data.
·
Dalam implementasi system terintegrasi,
dimana pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama,
dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan
berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya
semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama
jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
3. Pengembangan Sistem Bisnis
Pengembangan Sistem Informasi
Ketika
pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk pengembangan
solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut
Information Systems Development (pengembangan sistem informasi) atau
Application Development (pengembangan aplikasi). Bagian ini akan menunjukkan
kepada anda bagaimana pendekatan sistem dapat digunakan untuk mengembangkan
aplikasi dan sistem e-business yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahan, karyawan,
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).
Pendekatan Sistem
System Approach
untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem untukmerumuskan masalah
dan peluang dan mengembangkan solusi. Menganalisis masalah dan memformulasikan
solusi melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di bawah ini:
1. Kenali dan rumuskan Masalah atau Peluang dengan menggunakan pemikiran sistem.
2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan anda.
4. Desain solusi sistem yang dipilih.
5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.
Siklus Pengembangan Sistem
Menggunakan pendekatan sistem untuk
mengembangkan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai proses
multilangkah yang disebut Information Systems Development Cycle (siklus
pengembangan sistem informasi), yang juga dikenal sebagai System Development
Life Cycle-SDLC (siklus hidup pengembangan sistem). Gambar berikut
mengilustrasikan apa yang terjadi pada tiap langkah dari proses ini, yang
mencakup langkah:
1. Investigasi
2. Analisis
3. Desain
4. Implementasi
5. Pemeliharaan
Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa semua aktiviats yang terlibat sangat berhubungan satu sama lain dan saling terikat. Oleh karena itu, pada prakteknya, beberapa akivitas pengembangan bisa muncul pada saat yang bersamaan. Jadi bagian yang berbeda dari proyek pengembangan bisa jadi berada pada tingkat yang berbeda pada siklus pengembangan.
1. Investigasi
2. Analisis
3. Desain
4. Implementasi
5. Pemeliharaan
Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa semua aktiviats yang terlibat sangat berhubungan satu sama lain dan saling terikat. Oleh karena itu, pada prakteknya, beberapa akivitas pengembangan bisa muncul pada saat yang bersamaan. Jadi bagian yang berbeda dari proyek pengembangan bisa jadi berada pada tingkat yang berbeda pada siklus pengembangan.
Pembuatan Prototipe
Proses pengembangan
sistem sering kali mengambil format, atau mencakup pendekatan pembuatan
prototipe. Prototyping (pembuatan prototipe) adalah pengembangan yang cepat dan
pengujian terhadap model kerja, atau prototipe, dari aplikasi baru dalam proses
yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli SI dan
praktisi bisnis. Pembuatan prototipe membuat proses pengembangan lebih cepat
dan lebih mudah, khususnya untuk priyek di mana persyaratan pemakai akhir sulit
dirumuskan. Pembuatan prototipe terkadang disebut juga Rapid Application
Design-RAD (desain aplikasi cepat). Pembuatan prototipe juga membuka proses
pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe
menyederhanakan dan memepercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah
memeperluas peran pemilik kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang
diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan yang lebih
tanggap atau disebut juga Agile Systems Development-ASD.
Proses
Pembuatan Prototipe
Pembuatan
prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi kecil. Umumnya,
sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan pengembangan sistem
tradisional, tetapi sebagian sistem tersebut sering kali dapat dibuatkan
prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh pemakai akhir
dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai alat software
pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut diperbaiki
berkali-kali hingga dapat diterima. Sebagaimana diilustrasikan padagambar
berikut, pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif dan
berulang-ulang, yang menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan sistem
tradisional. Pemakai akhir yang cukup berpengalaman dengan alat pengembangan
aplikasi dapat membuat prototipe sendiri. Atau, anda bisa bekerja sama dengan
ahli SI untuk mengembangkan sistem prototipe dalam rangkaian sesi interaktif.
Anda bisa mengembangkan, menguji dan memperbaiki prototipe laporan manajemen,
layar entri data, atau tampilan output.
Biasanya sebuah prototipe dimodifikasi beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan bahwa prototipe tersebut dapat diterima. Modul program yang tidak dihasilkan oleh software pengembangan aplikasi bisa dikodekan oleh programer dengan menggunakan bahasa pemrograman konvensional. Versi akhir sistem aplikasi kemudian diserahkan kepada pemakai akhir untuk keperluan operasional. Gambar berikut menyebutkan proses pengembangan sistem berbasis prototipe untuk aplikasi bisnis.
Memulai Proses Pengembangan Sistem
Langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah System Investigation Stage (tahap investigasi sistem). Tahap ini dapa melibatkan pertimbangan proposal yang dihasilkan dari proses bisnis/TI. Tahap investigasi juga termasuk studi awal solusi sistem informasi yang diusulkan untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan dan peluang seperti yang diidentifikasikan dalam proses perencanaan.
Langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah System Investigation Stage (tahap investigasi sistem). Tahap ini dapa melibatkan pertimbangan proposal yang dihasilkan dari proses bisnis/TI. Tahap investigasi juga termasuk studi awal solusi sistem informasi yang diusulkan untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan dan peluang seperti yang diidentifikasikan dalam proses perencanaan.
Studi Kelayakan
Feasibility Study (studi kelayakan) adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi bisnis dan ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini dalam laporan tertulis yang mencakup spesifikasi awal dan rencana pengembangan untuk aplikasi bisnis yang diusulkan. Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui rekomendasi studi kelayakan ini, maka proses pengembangan bisa dilanjutkan.
Jadi, tujuan diadakan studi kelayakan adalah untuk mengevaluasi solusi sistem alternatif dan mengusulkan aplikasi bisnis yang paling layak dan paling diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis dapat dievaluasi dala empat kategori besar.
Organizational
Feasibility (kelayakan organisasional) berfokus pada sebaik apakah dukungan
sistem yang diusulkan terhadap prioritas bisnis strategis organisasi. Economic
Feasibility (kelayakan ekonomi) berhubungan dengan apakah penghematan biaya,
peningkatan pendapatan, peningkatan keuntungan, pengurangan investasi yang
diperlukan, dan manfaat lain yang diharapkan akan melebihi biaya pengembangan
dan biaya operasional sistem yang diusulkan. Sebagai contoh, jika usulan sistem
sumebr daya manusia tidak bisa menutupi biaya pengembangannya, maka usulan itu
tidak akan disetujui,kecuali dimandatkan oleh peraturan pemerintah atau
pertimbangan bisnis strategi. Yang terakhir adalah Operational Feasibility
(kelayakan operasional) adalah kemauan dan kemampuan manajemen, karyawan,
pelanggan, pemasok, dan pihak lain yang mengoperasikan, menggunakan, dan
mendukung sistem yang diusulkan.
Benefit
Analysis (analisis manfaat). Analisis manfaat biasanya termasuk dalam studi
kelayakan. Jika biaya dan manfaat bisa dihitung, hal ini disebut berwujud
(tangible), jika tidak bisa dihitung disebut tak berwujud (intangible). Contoh
biaya yang berwujud adalah biaya hardware dan software, gaji karyawan dan biaya
lain yang dapat dihitung dan dibutuhkan untuk mengembangkan dan menerpkan solusi
SI. Intangible Cost (biaya tak berwujud) adalah biaya yang sulit diukur; biaya
itu termasuk hilangnya niat baik pelanggan atau moral karyawan yang disebabkan
oleh kekeliruan dan gangguan instalasi sistem baru.
Tangible Benefit (manfaat berwujud) adalah hasil yang diharapkan; seperti penurunab biaya gaji yang disebabkan oleh berkurangnya personel atau penurunan biaya persediaan yang disebabkan oleh berkurangnya persediaan. Intangible Benefit (manfaat tak berwujud) lebih sulit diperkirakan. Manfaat tak berwujud misalnya pelayanan pelanggan yang lebih baik atau lebih cepat serta lebih akuratnya informasi untuk manajemen.
Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan Functional Requirement (persyaratan fungsiona) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru. Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci mengenai:
Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan Functional Requirement (persyaratan fungsiona) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru. Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci mengenai:
·
Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti anda
sendiri.
·
Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi
yang saat ini digunakan.
·
Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
informasi anda, dan pemilik kepentingan bisnis lainnya yang mungkin menggunakan
sistem ini.
Desain Sistem
System Analysis (analisis sistem) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. System Design (desain sistem) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tuuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.
System Analysis (analisis sistem) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. System Design (desain sistem) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tuuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.
Cara yang
berguna untuk melihat desain sistem diilustrasikan dalam Gambra berikut. Konsep
ini berfokus pada tiga produk utama, atau deliverables yang harus dihasilkan
dari tahap desain. Dalam kerangka kerja ini, desain sistem terdiri dari tiga
aktivitas; interface pemakai, data, dan desain proses. Hal ini menghasilka
spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur
database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian.
Pengembangan Pemakai Akhir
Dalam siklus pengembangan sistem tradisional, anda berperan sebagai pemakai akhir bisnis, mirip seperti pelanggan atau klien. Biasanya, anda meinta sistem baru atau sistem yang lebih baik, menjawab pertanyaan tentang kebutuhan informasi spesifik Anda dan masalah pemrosesan informasi, dan menyediakan informasi mengenai sistem bisnis anda yang ada saat ini. Praktisi SI bekerja dengan anda untuk menganalisis masalah anda dan menyarankan solusi alternatif. Saat anda menyetujui elternatif terbaik, maka alternatif, maka alternatif itu didesain dan duterapkan. Di sini anda mungkin terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau menjadi tim pengimplentasikan bersama dengan para ahli SI.
Dalam siklus pengembangan sistem tradisional, anda berperan sebagai pemakai akhir bisnis, mirip seperti pelanggan atau klien. Biasanya, anda meinta sistem baru atau sistem yang lebih baik, menjawab pertanyaan tentang kebutuhan informasi spesifik Anda dan masalah pemrosesan informasi, dan menyediakan informasi mengenai sistem bisnis anda yang ada saat ini. Praktisi SI bekerja dengan anda untuk menganalisis masalah anda dan menyarankan solusi alternatif. Saat anda menyetujui elternatif terbaik, maka alternatif, maka alternatif itu didesain dan duterapkan. Di sini anda mungkin terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau menjadi tim pengimplentasikan bersama dengan para ahli SI.
Akan tetapi, pada End User Development (pengembangan pemakai akhir), praktisi SI memainkan peran sebagai konsultan, sementar anda melakukan pengembangan aplikasi anda sendiri. Kadang-kadang staf dari konsultan pemakai siap membantu Anda dan pemakai akhir lainnya dalam usaha pengembangan aplikasi anda. Bantuan ini mungkin termasuk pelatihan penggunaan paket aplikasi; pemilihan hardware dan softare; dampingan untuk mendapat akses ke database organisasi; dan, tentu saja, dampingan dalam menganalisis, mendesain, dan mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang anda butuhkan.
4.
Implementasi Sistem
Bisnis
Mengimplementasikan Sistem Baru
Gambar berikut mengilustrasikan bahwa tahap System Implementation (implementasi sistem) melibatkan pemerolehan hardware, dan software, pengembangan softare, pengujian program danprosedur, konversi sumber data, dan ebrbagai alternatif konversi. Hal ini juga melibatkan pendidikan dan pelatihn pemakai akhir dan para ahli yang akan menjalankan sistem yang baru tersebut.
Implemenatsi dapat menjadi proses yang
sulit dan memerlukan banyak waktu. Akan tetapi, hal ini vital dalam memastikan
kesuksesan sistem yang baru dikembangkan, karena meskipun sistem tersebut
didesain dengan baik, sistem tersebut akan gagal jika tidak diimplementasikan
dengan baik. Oleh sebab itu, proses implementasi biasanya memerlukan usaha
Project Management dari para manajer unit bisnis. Mereka harus mendukung
rencana proyek yang mencakup tanggung jawab kerja, jadwal tahap-tahap utama
dari pengembangan, dan anggaran keuangan. Hal ini pentinguntuk memastikan bahwa
proyek diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan,
sambil tetap memenuhi tujuan desain.
Mengelola Perubahan Organisasional
Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh perubahan utama dalam dimensi organisasi kunci seperti proses bisnis, struktur organisasi, peran manajerial, penugasan kerja karyawan, dan hubungan di antara pemilik kepentingan yang muncul dari penyebaran sistem informasi bisnis yang baru. Gambar berikut menekankan jenis-jenis dan luasnya tantangan yang dilaporkan oleh 100 perusahaan yang mengembangkan dan mengimplemenatsikan portal informasi perusahaand an sistem ERP yang baru.
Manajemen Perubahan
Orang adalah fokus utama dari Change Management organisasi. Ini mencakup aktivitas seperti pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur, memotivasi, dan memberi penghargaan atas kinerja.
·Libatkan orang sebanyak mungkin
dalam perencanaan bisnis/TI dan pengembangan aplikasi.
·Buat perubahan konstan menjadi
bagian yang diharapkan dari budaya.
·Beritahukan ke setiap orang sebanyak
mungkin mengenai segala sesuatu sesering mungkin, sebaiknya secara
pribadi.
·Berikan insentif keuangan dan
pengakuan.
·Bekerjalah di dalam budaya
perusahan, bukan di sekitarnya.
Daftar pustaka
Falahah, Dhewanto
Wawan , ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis,
Informatika, Bandung, 2007
http://12650010-si.blogspot.com/2013/06/mengembangkan-solusi-bisnisit-chapter-10.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar